Selasa, 24 Agustus 2010

Merencanakan Bayi

Pada suatu hari di dunia maya, melalui media bernama Yahoo Messenger.....


"Emang kalo kamu uda nikah nanti, pengen punya anak berapa?" begitu tanya gadis cantik itu padaku.
Aku pun menjawab dengan yakin dan ikhlas, "Dua."
"Hah? Dua?? Dua apa?? Dua ratus?? Haha..." Eh, pake ketawa lagi, padahal jayus. Untunglah kamu cewek cantik. Jadinya aku maklumi.
"Husss!! Mbo' pikir aku pria macam apa pengen punya anak dua ratus gitu!!" Aku sih ngetiknya dengan nada marah-marah gitu, padahal aslinya sih nggak marah loh. Biasa lah anak muda, suka pura-pura ngambeg buat cari perhatian.
"Haha.. Iya-iya becanda... Jangan ngambeg gitu ah, nanti cakepnya ilang.. Hihi.. Dua anak kan penginnya?" Tuh bener kan, diperhatiin, dibilang cakepnya ilang segala. Pura-pura ngambeg emang asyik deh.

"Iya, penginnya dua... Dua RIBUUU!! Bwahahahaha...." Ealah, jayus kok pake ngakak segala. Uda gitu jelek pula orangnya. Ludahi saja. Pasti begitu kan pikiran kalian? Tak apa, aku maafkan saja kalian karena aku sedang sibuk bercerita. Lagian ini bulan puasa.
"Husss!! Wong edan!! Haha..." Begitu balasnya, kayaknya sih gembira soalnya pake haha gitu.

"Loh? Kok malah dibilang wong edan sih? Ini juga bukan kemauanku, tapi kemauan Tuhan! Kamu gak pengin melaksanakan kehendak Tuhan?"
"Heh?? Bawa-bawa Tuhan segala!!" Marahkah dia? Entahlah... Aku si gak urusan, soalnya dia kalo marah pun tetep cantik.
"Iya, bener kok. Bukankah dulu Tuhan bersabda pada Adam dan Hawa, beranakcuculah dan berkembangbiaklah, penuhilah bumi ini. PENUHILAH BUMI INI!! Nah lo... Mana bisa dua anak doang buat menuhin bumi. Dua ribu dong!" Logis kan? Oh yeah!

"Hahaha!! Wong edan!! Menyalahgunakan firman Tuhan!! Dasar kafir!!! Haha..." Biasanya orang ngatain kafir sambil nglemparin batu kan? Lah ini malah sambil ketawa-ketawa. Ckckck... Serius dikit dong sayangku!
Maafkanlah makhluk ciptaan-Mu ini ya Tuhan, yang bawa-bawa nama-Mu seenaknya, yang pake-pake sabda-Mu sembarangan. Tapi percayalah Tuhan, aku tidak menyalahgunakannya untuk mencari pengikut-pengikut, yang kemudian untuk dikeruk uangnya di dalam nama-Mu. Ataupun juga pengikut-pengikut yang kemudian dimanfaatkan untuk berbuat kekerasan dan anarkisme dengan menyebut nama-Mu.
Tidak Tuhan, percayalah!

"Biarin kafir... Gak pa pa! Kan menurut Undang-Undang Dasar, kafir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara"
"Itu fakir tau! Hahaha..." Iya, uda tau kok, aku kan pura-pura salah biar kamu ketawa.
Maafkanlah wargamu ini ya pemerintah, yang mengubah isi Undang-Undang Dasar demi kepentingan pribadinya. Tapi percayalah kepentingan pribadiku cuma untuk becanda. Bukan untuk merebut hak-hak rakyat jelata atau menumpuk kekayaan pribadi seperti yang biasanya kalian lakukan. Jadi kalian pasti bisa memakluminya kan?

Yah, begitulah kami berdua... Jumpanya hanya di dunia maya gara-gara si gadis cantik melanjutkan studi di Taiwan. Kuliah apa ya di Taiwan? Kayaknya sih kuliah kungfu ato taichi gitu. Di sana kan terkenal ilmu silatnya.
Sering aku bertanya, kalau dia nulis 'hahaha' di YM itu tadi, apakah dia ketawa beneran di sana? Ataukah dia cuma berusaha menghargai usahaku menghiburnya? Yang manapun, aku tetap bahagia.
Sering juga aku bertanya apakah kehadiranku yang cuma berupa sekumpulan tulisan di layar monitor itu cukup baginya? Yang ini aku gak tau jawabannya.

Ya sudah.

Semoga kamu cepat lulus ya... Lalu segera kita mulai proyek pemenuhan bumi ini!
"Heh! Wong edan!" Pasti begitu katamu.


"Heh! I love you!" Itu kataku.
Check out more..

Sabtu, 14 Agustus 2010

Lone Wolf Leunami Won

Kemaren aku tiba-tiba pengin nonton pilem di bioskop.

Loh piye to? Sudah berbulan-bulan menghilang dari blog ini, kok tiba-tiba yang diomongin malah nonton bioskop. Kemana sajakah Tuanku selama ini? Ngapain aja?
Pasti pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk di sanubari Saudara-saudari sekalian yang memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa.
Oh, terima kasih sudah bertanya, tapi maaf hal itu belum akan kuceritakan dulu. Laen kali deh ya. Oke, back to topic.

Kemaren aku tiba-tiba pengin nonton pilem di bioskop. Pilem Inception judulnya. Hari gini baru nonton Inception? Biarin lah. Lagian kan aku nonton juga pake uangku sendiri, bukan uang rakyat jelata.
Aku pun pergi sendiri naek sepeda motor. Pilemnya jam 6.15 sore, tapi aku udah berangkat jam 5 sore. Itulah hebatnya aku, orang yang disiplin dalam hal waktu dan selalu berusaha datang sebelum acara dimulai. Teladanilah aku wahai rakyat Indonesia!
Oya, lupa bilang. Bioskopnya itu daerah Simpang Lima. Tidak usah kita sebut namanya lah, oke?
Akhirnya aku sampai di E-Plaza kira-kira pukul 5.30. Itu termasuk lama loh. Biasanya dengan kecepatan yang waras aku bisa sampe dalam waktu 15-20 menitan. Maklum lah jam orang pulang kantor, jadi macet semua. Apalagi di Simpang Lima sedang ada acara upacara tentara-tentara gitu. Gak tau upacara dalam rangka apa, mungkin untuk ngabuburit. Keren juga ya ngabuburit-nya tentara.

Setelah membeli tiket, karena masih ada waktu, aku pun melarikan diri ke toko buku di deket situ. Di toko buku yang berinisial G ini (Gramedia loh, bukan Gunung Agung) aku baca buku gratisan. Trus beli buku juga ding. Kemudian aku pun kembali ke bioskop yang namanya tidak usah disebut itu tadi kira-kira pukul 6.
Di dalam pikiranku yang penuh dengan hal-hal duniawi itu, aku sudah berencana akan beli minuman dan burger untuk teman menonton pilem. Sampe uda bayangin betapa nikmatnya si burger segala. Sesampainya di mbak bakul minuman dan makanan di dalam bioskop, ternyata harga burgernya 15 ribu! Woalahh, kirain 7 ribuan!
Ya udah, maaf ya Bur, laen kali aja kalo aku uda kerja pasti akan kuborong dirimu dengan mudahnya. See you again! Akhirnya aku beli minum aja...

Di dalem studio itu sepi sekali. Hanya aku bersama beberapa pasangan muda-mudi dan tua-tui. Ada juga pasutri bersama anaknya yang masih bayi segala. Hebat juga tu bayi doyan pilem berat gini. Aku waktu bayi dulu nonton Unyil aja gak mudeng. Kalo si jabang bayi itu juga diitung, mungkin kira-kira cuma ada 10 jiwa di dalem studio itu. Benar-benar eksklusif!
Sepertinya aku gak perlu cerita tentang pilemnya karena aku yakin Inception yang aku tonton ini jalan ceritanya pasti sama dengan Inception yang kalian tonton. Jadi kalian pasti juga udah tau, kecuali kalo kalian ada yang belum nonton. Sukurin.

Ternyata emang benar kata Kang Jajas (seorang ahli pengamat pilem, teman kuliahku dulu). Nonton pilem berat gini paling enak emang sendirian. Gak ada yang towal-towel tanya ini maksudnya gimana, tanya itu jagoannya ato penjahatnya, tanya ini masih lama apa gak pilemnya, dst. Jadi bener-bener fokus. Aku jadi merasa iba pada si bayi karena dia nonton dengan kedua orangtuanya. Pasti gak bisa konsen.
Pilem pun berakhir dengan happy ending (setidaknya menurutku) pada pukul 9-an.

Sepulangnya dari bioskop, aku pengin makan nasi pecel. Maka sepeda motor bersama dengan aku yang setia di atasnya melaju ke jalan Mataram karena di sanalah letak warung nasi pecelnya. Walaupun di layarnya hanya tertulis "Warung Makan Nasi Pecel", tapi di sana ternyata jual es teh juga. Maka aku pun pesen es teh juga. Ketika si mbok nasi pecel kukecam soal tulisan di layar itu, ia pun berkata "Apa yang kutulis, tetap tertulis" Ya sudah lah mbok.
Lalu karena aku pengin makan lagi, aku pun tambah satu pincuk lagi. Tidak ada yang mencubit perutku karena kebanyakan makan malem-malem gini. Tidak ada yang ngomelin nanti bisa gendut de el el. Agak kangen juga jadinya denganmu. Tapi kenyang.

Setelah itu aku pun pulang dengan melewati jalanan kota yang penuh berhiaskan lampu-lampu. Karena sudah agak malam jadi jalanan cukup lengang sehingga aku bisa nyetir dengan seenaknya: zig-zag kiri kanan, ngedrift di aspal, ngebut dengan roda depan diangkat, ngebut dengan berdiri di jok motor sambil memejamkan mata, dll. Pokoknya sangar sekali lah aku saat itu, bagaikan Ali Topan anak jalanan. Andai kalian bisa melihatnya...
Oh, sebenarnya asyik juga kesendirian itu, kalau saja kalian tau cara menikmatinya! Maka janganlah terlalu mengutuki nasib kalian wahai para singlewan dan singlewati di seluruh negri, nikmati saja!
Check out more..