Kamis, 25 Februari 2010

Mencoba Seksi Kembali -- berdasarkan kisah seorang teman

Apa yang akan saya tulis pada posting kali ini adalah sebuah kisah nyata yang mengharukan dan menyayat hati. Maka bagi Anda-anda para pembaca wanita yang berhati mellow dan mudah menangis, siapkanlah tisu di dekat komputer Anda (bagi para pembaca pria, saya yakin tanpa disuruh pun sudah selalu tersedia tisu di dekat komputer Anda, bukan untuk mengusap air mata tentu saja, tapi untuk benda cair lainnya).

Kisah ini di-curhat-kan oleh teman saya, karena itu akan sangat tidak etis rasanya jika identitas aslinya dipublikasikan. Oleh karena itu saya hanya akan menyebutkan inisialnya saja: sebut saja teman saya itu si Y (bagi para pembaca terkasih yang tidak tahu arti kata 'inisial', walaupun kalian itu memang merepotkan tapi baiklah akan saya jelaskan: inisial adalah singkatan huruf depan dari nama seseorang, jadi misalnya - sekali lagi ini hanya misalnya - nama teman saya itu Yuwono, maka inisialnya adalah Y). Untuk nama tempat dan lembaga yang nanti disebut juga akan dipakai inisialnya saja untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Si Y adalah mahasiswa fakultas teknik E di UKSW (ini inisial lhoo...). Seperti yang kita ketahui bersama, fakultas teknik biasanya susah. Lulusnya pun lama. Tapi walaupun dihadapkan pada beban berat yang sedemikian rupa, pada usia yang masih cukup belia, si Y sudah mencapai tingkat akhir dan tinggal menyelesaikan skripsinya.
"Hebat juga yah si Y ini," pasti Anda sekalian berpikir demikian. Ya memang pikiran Anda sekalian itu benar, si Y ini memang mahasiswa tauladan yang hebat sekali. Selain intelejensinya yang di atas rata-rata, perilakunya juga santun dan....oke-oke, kita sudahi dulu kesombongan yang memuakkan ini. Back to topic..

Nah kira-kira sudah hampir setahun si Y mengerjakan skripsinya. Bagi mahasiswa teknik yang terbiasa sibuk belajar ini, bikin tugas itu, praktikum anu, de el el, kehidupan mahasiswa skripsi bagaikan surga dunia. Setiap hari bisa bangun tidur seenak hati, tidak lagi dihantui jadwal kuliah pagi, tidak lagi kepikiran belum garap software ini ato hardware itu, tidak lagi khawatir nanti siang ada praktikum atau nanti sore ada kelas asistensi.
Pokoknya enak deh.
Oya, sebagai informasi tambahan, si Y ini berasal dari kota S. Sementara dia sendiri kuliah di kota S, tapi ini S yang lain, bukan S kota asalnya tadi (cihh, susah juga ya cerita pake inisial gini..). Si Y kos di kota S yang bukan kota kelahirannya itu karena dia tidak mungkin setiap hari bolak-balik dari rumahnya di kota S yang tempat asalnya itu ke kota S yang tempat kuliahnya itu kemudian setelah kuliah kembali lagi ke kota S yang tempat asalnya itu (memang agak membingungkan, tapi semoga Anda mengerti).

Semenjak skripsi, si Y kerjanya hanya bersantai-santai saja: online, dolan, baca buku, makan, dan sejenisnya. Tubuhnya jarang bergerak dan beraktivitas, otaknya pun jarang dipakai. Memang kadang pergi ke kampus untuk bimbingan, tapi itu pun jarang-jarang. Dia pun juga sudah jarang berada di kota S yang bukan tempat asalnya itu dan lebih sering berada di kota S yang tempat asalnya itu.
Di rumah, ia selalu dipelihara oleh kedua orang tuanya dengan penuh kasih sayang. 'Dengan penuh kasih sayang' di sini terutama soal makanan. Pengin makan ini, pengin ngemil itu, semua dituruti. Sungguh menyenangkan sekali, tidak seperti di kos yang harus selalu mikir harga tiap kali mau makan.
Hari pun berganti hari dan waktu pun terus berlalu dengan kondisi seperti itu.

Pasti Anda sekalian pernah mendengar peribahasa "Besar pasak daripada tiang" yang artinya "Lebih besar pengeluaran daripada pemasukan". Nah yang terjadi pada si Y adalah kebalikannya.
Setiap hari, energi yang didapat dari sarapan, cemilan, makan siang, cemilan, makan antara-siang-dan-malam (yang ini cuma kadang-kadang loh), makan malam, dan cemilan yang masuk ke tubuhnya cukup berlimpah. Padahal yang dikeluarkan sangat sangat sangat sedikit akibat jarangnya beraktivitas. Akibatnya sisa energi itu disimpan oleh tubuh si Y sebagai lemak yang ditimbun dalam tubuhnya, di antaranya pada bagian perut, pinggang, bokong, dan betis. Terus dan terus seperti itu...

Sebenarnya kalau si Y mau peka, ia bisa saja sadar sejak dini sebelum semuanya terlambat. Sudah banyak pertanda-pertanda yang terlihat seperti misalnya celana yang terasa agak sesak ketika dipakai, kaos yang terasa lebih sempit... Tapi peringatan-peringatan dini seperti itu tidak dihiraukannya. Itulah bahayanya mengabaikan peringatan dini, bagaikan seorang cowok kurang ajar tak beradab yang mencoba mendekati pacarmu tapi pacarmu tidak percaya dan membiarkannya... Yah, akhirnya semua baru disadari saat sudah terlambat...

Setiap ke kampus untuk bimbingan akhir-akhir ini, pasti - sekali lagi - PASTI minimal ada dua orang temannya - baik itu kakak angkatan maupun adik angkatan - yang berkomentar semacam ini:
"Koh, kok sekarang gendut to?"
"Ihh.. Y... Sekarang tambah lemu ya??"
"Kowe saiki subur yo ndess..."
dan komentar-komentar lain yang intinya sama. Sampai sekarang, kira-kira mungkin sudah 20 orang yang berkomentar gitu. Saat ini si Y mungkin sedang merencanakan akan memberikan mug cantik pada orang ke-30 yang berkomentar demikian.

Setelah menanggung beban berat cemoohan masyarakat itu - selain harus menanggung beban berat tubuhnya sendiri tentu saja - si Y bertekad akan mencoba seksi kembali. Hal ini telah dibuktikan dengan dimulainya acara lari pagi seminggu sekali setiap akhir pekan di gelanggang olahraga di kota S yang tempat asalnya itu. Tapi apalah artinya joging seminggu sekali melawan lemak yang ditumpuk tiga kali sehari setiap hari???
Sepertinya dampaknya belum terlalu kelihatan - atau malah tidak terlihat sama sekali...
Sepertinya memang intensitas jogingnya harus ditambah dan penumpukan lemaknya dikurangi...
Marilah kita doakan bersama semoga niat suci si Y teman saya itu sukses!
Saya mewakili si Y mengucapkan terima kasih bagi para pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca pengalaman pahit si Y ini. Saya juga sebisa mungkin akan terus melaporkan perkembangan tubuh si Y melalui blog ini.

Bai de wei, bagi para pembaca yang terlanjur menyiapkan tisu tapi tidak merasa tersayat hatinya sama sekali dan mempertanyakan ke-valid-an pernyataan saya di awal tulisan ini tadi, cobalah menempatkan diri Anda pada posisi si Y. Dengan cara itu saya bisa memahami perasaan teman saya si Y: saya bisa merasakan setiap komentar yang ditujukan padanya seolah-olah saya sendiri yang mendengar, saya bisa merasakan setiap celana yang sesak seolah-olah saya sendiri yang memakai, saya bisa merasakan setiap baju yang sempit seolah-olah saya sendiri yang mengalami (ingat ini cuma 'seolah - seolah' lho ya, jadi cuma membayangkan, tentu saja bukan saya sendiri yang mengalami kejadian ini).
Maka sekali lagi, cobalah menempatkan diri Anda pada posisinya, lalu perhatikan apa yang terjadi...
Salam super...
Check out more..

Minggu, 07 Februari 2010

The Chronicle of The New Hair Cut

Rabu, 27 Januari 2010
Mami berkata, "Potong rambut sana.. Uda kayak rambutan tuh bentukmu..."
Hati pun menjadi gundah gulana, perasaan ni rambut juga masih pendek. Sempat tanya teman juga, apakah emang udah layak buat potong rambut.
Jawab si teman, "Iya.. Potong aja kayak Vic Zhou di film Wish to See You Again".

Kamis, 4 Januari 2010
Seorang teman yang lain berkata, "Rambutmu nggilani ik..".

Jumat, 5 Januari 2010
Aku berfoto untuk melihat wujudku.

Wah.. Ternyata emang bener kata temenku kemarin. Nggilani! Rambutku sekarang kalo diliat-liat mirip ulat bulu, didukung pula oleh bentuk wajah yang tidak senonoh itu. Lengkap sudah kehinaanku! Akhirnya aku membulatkan tekad untuk potong rambut keesokan harinya untuk memperbaiki bentuk rambut yang tidak karuan (kalo soal wajah emang sudah tidak tertolong, jadi ya udah pasrah aja).

Sabtu, 6 Januari 2010 - sore
Jadi ragu-ragu lagi mau potong rambut. Soalnya tante salon di salon langgananku hasil kerjanya tidak menentu. Kadang bagus, kadang semrawut. Itu semua tergantung kondisi di salon. Kalo pasiennya banyak, biasanya si tante suka ngerumpi sama mereka, apalagi kalo pasiennya ibu-ibu. Belum lagi kalo kapster-kapsternya ikut nimbrung. Ngomongin artis ini cerai lah, vokalis itu pake narkoba lah, dan hal-hal lain yang berbau infotainment..
Pasti Anda sekalian bertanya-tanya, "Udah tau gitu kok ya masih langganan??"
Karena salon itu salon paling deket dari rumahku.
Iya, serius cuma itu kok alasannya.
Kemudian jadi inget omongan si teman soal model rambut Vic Zhou di film Wish to See You Again. Jadi aku coba googling buat cari tahu, siapa tahu bisa ditunjukin ke si tante salon biar jadi acuan dalam membenahi rambutku. Inilah salah satu hasil googling-ku:
Buset! Cakep amat yah!
Sekarang coba bayangin: aku (dalam bentuk si ulat bulu nista) datang ke salon sambil bawa foto Vic Zhou yang cakep itu, trus bilang ke tante salon, "Tante tolong buat saya jadi seperti ini!". Kira-kira gimana reaksi si tante beserta segenap kapsternya yah?
("Maaf Nak, terkadang ada hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia..." itu adalah salah satu reaksi yang terpikir olehku). Aku pun menghela napas (lebay ah) dan akhirnya berangkat ke salon dengan pasrah tanpa mengharapkan model rambut yang aneh-aneh.
Sesampainya di salon, ternyata cuma aku pasiennya! Uhuy.. kalo sepi gini pasti bisa fokus nih si tante!
"Tolong dirapikan ya tante.."
Lagi potong, eh, tau-tau anak si tante minta beli siomay. Fokus si tante pun mulai agak berkurang. Tak berapa lama datang seorang remaja kucel yang mau potong rambut juga. Disusul lagi seorang pemuda culun yang mau potong rambut juga. Ditambah lagi seorang sinyo-sinyo tambun yang mau potong rambut juga.
Perfect timing guys!
Sebagai catatan, di salon itu cuma si tante yang bisa motong rambut. Maka si kucel, si culun, dan si tambun pun harus mengantri. Melihat antrian yang beraneka ragam dan tidak beraturan itu, si tante semakin labil. Proses pemotongan rambutku pun disudahi. Nah, di sinilah anehnya!! Aku selalu merasa, kalo pas lagi di salon, hasil potonganku udah cukup bagus dan memuaskan. Tapi begitu sampai di rumah dan dievaluasi lebih lanjut, pasti timbul rasa tidak puas. Pasti selalu begitu loh! Selalu! Cihh..
Jadi ketika disudahi pun aku fine-fine aja..

Sabtu, 6 Januari 2010 - jam makan malam
Sambil makan malam, papi dan mami melihat hasil potonganku.
"Kok gak rapi sih," kata si mami.
"Iya tuh, ada yang masih kepanjangan, ada yang kependekan,"  timpal si papi.
"Eh iya, jadi kayak tanduk gitu.. hahahaha..."
Si mami dan papi ketawa, suaranya membahana sampai ke relung jiwaku.
Kalo mau jujur, emang bener sih kata-kata papi dan mami itu. Tadi sore pas lagi mandi sepulang dari salon, aku juga uda ngrasa kalo agak aneh. Tapi karena saat itu belum ada komentar atopun cercaan, aku bisa men-sugesti diri bahwa itu cuma perasaanku aja. Sekarang remuk sudah sugesti dan kepercayaan diriku itu..
Aku pun menjadi gelap mata...

Minggu, 7 Januari 2010 - dini hari
Ketika seluruh penghuni rumah sudah tidur nyenyak, aku pun mulai menjalankan aksi nekatku.
Aku mengambil gunting dan pergi ke kamar mandi. Sudah tidak bisa dibiarkan, pikirku, kayaknya emang harus main hakim sendiri nih. Aku pun nampang di depan cermin dan mulai memotong rambutku sendiri pada bagian-bagian yang bermasalah.
Dari luar kamar mandi yang terdengar hanyalah krass-kress suara kontak fisik antara gunting dengan rambutku yang kadang-kadang diselingi pisuhan-pisuhan dari mulutku ketika rambut yang dipotong terlalu banyak ato salah sasaran.
Kira-kira setelah beberapa puluh kata kotor berhasil dilepaskan dari mulutku, hasilnya mulai terlihat... taraaaa...... lebih semrawut!!!
Yah menurutku sih.
Akhirnya karena tidak tahu lagi harus berbuat apa, aku pun tidur dan berdoa memohon keajaiban semoga besok pagi rambut plus wajahku bisa kayak Vic Zhou.

Minggu, 7 Januari 2010 - pagi hari
Rupanya doaku tidak terkabul.
Ya sudah.

Minggu, 7 Januari 2010 - siang hari
Aku kembali berfoto untuk menganalisa wujudku.
Coba perhatikan munyuk sebelah kiri dan kanan itu. Yang diberi panah merah adalah bagian-bagian yang menurutku kurang seimbang. Yah menurutku sih..
Sempat terpikir untuk main hakim sendiri lagi, tapi takut kependekan dan lama-lama gundul.
Ya sudah lah, show must go on anyway. Bukankah ada peribahasa don't judge a book by it's cover, ya kan? Buat apa ngurusin cover kalo isinya gak mutu, ya kan?
Ada juga pepatah ikan bandeng ikan gabus, wajahnya ganteng orangnya jayus. (ini pantun kalee...)
So sekali lagi, tampang bukanlah segalanya, ya kan?
Akhirnya aku pun melanjutkan kehidupanku dengan penuh percaya diri seperti sedia kala.
Yeahh... !!!!
Check out more..

Senin, 01 Februari 2010

Ambigram ...again

(sebelum baca ini, baca dulu post 'Ambigram' yah..)

Setelah melihat ambigram buah karya saya di post sebelumnya, pasti Anda sekalian merasa takjub dan bertanya-tanya bagaimana cara membuatnya (asal nuduh aja nih...).
Ada juga yang bertanya apakah itu hasil buatan software ambigram generator ato sejenisnya.
Well, seperti ada tertulis pada post sebelumnya, saya membuatnya manual dengan pencil and paper (paper di sini bisa kertas apa saja, pada kasus saya yang digunakan adalah handout kuliah).

Tentu saja pembuatan secara manual ini membutuhkan kemampuan seni tingkat tinggi (sombong ah..). Ada juga faktor lain yang cukup mempengaruhi, yaitu kata yang akan dibuat ambigram sendiri.
Pada ambigram yang saya buat ('LEUNAMI'), kebetulan huruf L dan I cukup mirip sehingga modifikasi agar bisa menjadi ambigram satu sama lain cukup mudah. Huruf N sendiri sudah merupakan ambigram natural jadi tidak membutuhkan modifikasi apapun. Kemudian huruf U dan A dengan sedikit sentuhan bisa dibuat ambigram karena bentuknya yang secara garis besar saling berkebalikan. Yang cukup sulit adalah mengakali bagaimana agar E dan M bisa menjadi ambigram satu sama lain.
Nah jadi jika saya disuruh membuatkan ambigram nama seseorang, belum tentu saya memiliki kemampuan untuk membentuknya (ditambah lagi rasa males kalo itu bukan untuk pacar ato cewek yang lagi diincer).
Trus gimana dong nasib kalian yang pengin punya ambigram tapi gak bisa membuat secara manual??
Ya itu mah urusan kalian.. <-- lagi-lagi sikap blogger yang kurang bersahabat, menyebalkan sekali yah?

Eits... Jangan berkecil hati dulu. Setelah riset dan penelitian lanjutan yang saya lakukan, saya telah menemukan situs untuk men-generate ambigram dengan hasil yang cukup bagus. Ya emang gak berlaku untuk semua kata ato nama sih, kadang ada hasil yang agak wagu alias mekso. Bahkan kadang ada kata yang tidak bisa dibuat sebagai ambigram. Tapi overall bagus deh. Coba deh di sini.
Oya, tapi hati-hati yah, ada terms of service di sana yang salah satu poinnya melarang kita untuk memakai ambigram hasil generator di sana untuk situs ato website lain. Jadi misal kalo kita suka ambigram nama kita yang dibuatin sama situs itu, trus kita copy dan pake di facebook, bisa dianggep sebagai criminal offence.
Yah dipandang en dikagumi aja deh..

Bagi Anda-anda yang tertarik lebih jauh dengan ambigram, karena blog ini tidak bisa selamanya membahas tentang ambigram terus, singgah aja ke situs ini. Ada kompetisinya segala loh!! Dahsyat ya?

Sementara sekian dulu deh tentang ambigram. Sebagai penutup post kali ini, sekali lagi akan saya pamerkan ambigram masterpiece saya yang terbaru (kali ini jenis mirror-image). Selamat mengagumi..
 
(ujung-ujungnya pamer lagi...)
Check out more..

Ambigram

Udah baca ato nonton film "Angels & Demon"? Saya sih cuma baca bukunya, belum nonton filmnya.
Bagi yang sudah, pasti tau tentang ambigram ini, jadi sepertinya tidak perlu penjelasan lebih lanjut.
Bagi yang belum baca ato pun nonton (kasihan deh..) baiklah terpaksa akan saya jelaskan apa itu ambigram (cihh.. menyusahkan saja kalian itu <-- benar-benar blogger dengan sifat yang kurang bersahabat terhadap pembaca yah, menyebalkan sekali...).
Sebelumnya agar lebih jelas, lihatlah gambar di bawah ini dulu:

(courtesy of ambigram.com)

Terbaca sebagai "Angels & Demon" kan? Nah coba kalo dibalik atas jadi bawah, bawah jadi atas alias dirotasi 180 derajat... Masih tetep kebaca sebagai "Angels & Demon" kan? Dahsyat ya..
Itulah yang dimaksud dengan ambigram: tulisan yang kalo dibolak-balik 180 derajat bisa tetep kebaca...
Eitss... apa bener gitu artinya?
Awalnya sih saya juga berpikir begitu, tapi pas lagi riset n penelitian buat nulis post ini (sangar to? nulis blog aja pake riset dulu.. hmm... padahal ya dari wikipedia doang sih.. hoho..) ternyata ambigram gak cuma itu loh.
Ada banyak tipenya: rotational (contohnya yang di atas tadi), mirror-image (ambigram yang bisa dibaca di cermin), natural (kata-kata yang secara alami sudah ambigram, misal 'dollop', 'suns', 'pod', 'bud'), de el el.
Yah intinya sih, asalkan bisa dibaca dengan lebih dari satu cara.

Dulu pas baca novel "Angels & Demon" saya bener-bener terkagum-kagum liat ambigram-ambigram yang ada di situ. Kalo gak salah nama artis yang bikin ambigram itu Langdon. Nah makanya Dan Brown si pengarang merasa utang budi trus namanya diabadikan sebagai nama tokoh utama novelnya.
Akhirnya kekaguman saya itu berlanjut menjadi sebuah tekad untuk membuat sesuatu yang kayak gitu.
Alkisah di sebuah kelas kuliah yang saya ikuti, berhubung saya merasa sudah paham dengan apa yang diterangkan dosen di depan, saya iseng-iseng nggambar-nggambar di fotokopian materi kuliah, coba-coba bikin ambigram nama saya, dan.. tet teret tet tereeetettt.... inilah hasilnya setelah digambar ulang dengan corel..

Dahsyat ya?


(Bagi pembaca yang jeli, pasti bisa menebak bahwa pembahasan dan penjelasan saya yang panjang lebar tentang ambigram di atas sebenarnya hanya kedok untuk basa-basi belaka. Inti dari postingan ini sebenarnya adalah niatan saya untuk pamer bahwa saya bisa bikin ambigram nama saya.)
Check out more..

Foreword...

"kenapa kamu gak nyoba blogging aja?"


Begitulah kata seorang teman pada saya beberapa saat yang lalu, belum lama ini, di Facebook..
Kenapa ya?
Hmm.. Dari dulu sebenarnya emang sudah kepengin bikin blog sih.
Tapi seperti kata pepatah "manusia berencana Tuhan menentukan",
karena kesibukan kuliah dan ini dan itu, rencana itu tinggal rencana belaka dan gak pernah terealisasi (boong ding.. aslinya gara-gara males..)

Nah, setelah ditanya oleh teman saya itu lah akhirnya nafsu yang terpendam sejak dulu itu jadi bersemi kembali.
Mulai cari-cari cara-cara, tips-tips, dan tetek bengek yang laen buat blogging di internet..
Trus juga sampe beli buku panduan step by step buat blogging (berhubung lagi ada diskon di toko buku sih ~ bai de wei, ini buku saking step by step-nya sampe ngajarin cara bikin email segala loh.. haha..)
Yah, akhirnya setelah the long and windy road itu (apaan sih, lebay deh..), lahirlah blog ini..

Akhir kata, enjoy aja deh ya...

(sebenernya awalnya mau bikin foreword yang ala kata pengantar karya tulis ato skripsi gitu, yang pake "puji syukur kami panjatkan.. " ato ala pidato acara kelurahan yang pake "terima kasih atas waktu dan tempat yang diberikan pada saya.. " tapi hal-hal semacam itu kayaknya gak bisa membangkitkan nafsu baca deh.. ya gak? boro-boro yang mbaca, yang nulis aja males... ya udah, gini aja deh jadinya...)
Check out more..