Rabu, 05 Januari 2011

Sebuah Surat untuk Anak-anakku Nanti

Jakarta, 5 Januari 2011
Dear anak-anakku,


Apa kabar kalian semua? Pasti baik-baik saja kan? Yo mesti lah, secara kalian dibesarkan oleh seorang ibu yang super-duper-cantik dan seorang ayah yang keren tiada tara. Papi tidak tahu berapa jumlah kalian nantinya. Rencananya sih dua aja, tapi gak tahu juga kalo ternyata mami dan (terutama) papi berkehendak lain.
Yah, berapa pun itu, yang jelas papi dan mami pasti sangat mencintai kalian semua. Berbahagialah!

Saat surat ini ditulis, papi baru saja berumur 23 taon. Papi masih seorang karyawan swasta, nyaris eksekutif muda, belum jadi bos seperti saat kalian lahir nanti. Dari segi penghasilan bisa dibilang gaji papi standard aja. Hanya cukup untuk bayar kos, makan, nabung, dan foya-foya. Tapi papi tetap bahagia. Nah di sinilah poin yang patut kalian perhatikan oh anak-anakku! Bahwa papi bisa jadi bos yang sukses dan kaya-raya itu bukanlah sesuatu yang bisa diraih dengan instan dan dalam sekejap mata. Papi merintis semua itu dari bawah, dari level seorang karyawan biasa. Tetapi percayalah anakku, dengan usaha dan kerja keras dan doa dan keberuntungan dan kelicikan dan penipuan dan lain-lain, niscaya kesuksesan bukan impian belaka.

Saat ini papi masih bekerja di sebuah perusahaan terkenal di Jakarta. Oh kalo saja kalian tau Jakarta di jaman papi ini! Waktu papi kerja, Jakarta masih menjadi ibukota Indonesia (belum pindah ke Jayapura seperti jaman kalian nantinya), dengan kata lain pusatnya negara. Alhasil banyak orang berkumpul-kumpul di sini. Hampir semua jenis orang ada dan tinggal di Jakarta.
Rame banget dah pokoknya!
Mulai dari pengusaha yang sukses sampe yang bangkrut,
dari pejabat yang kaya karena korupsi sampe pejabat yang miskin karena ketahuan korupsi,
dari tukang cendol yang jadi penyanyi sampe penyanyi yang jadi pemaen film porno,
juga dari anak-anak SD yang sudah punya Blackberry sampe anak-anak gak sekolah yang telah ditakdirkan kere sejak bayi.
Dan lain-lain.
Semua ada di kota ini! Lengkap!

Pasti kalian bertanya-tanya oh anak-anakku yang kritis dan cerdas, dengan orang sebanyak itu, apa gak penuh sesak ini kota? Yak, pertanyaan bagus anakku!
Macet sekali kota ini! (Baca aja postingan papi sebelumnya di blog ini kalo kalian mau tau detilnya).
Polusi udaranya juga parah, bisa membikin upil kalian sebesar dan sehitam dosa.
Angkot-angkotnya juga semrawut. Supirnya suka berhenti sembarangan di tengah jalan, gak peduli walo menghalangi puluhan kendaraan yang sedang buru-buru di belakangnya. Diklakson malah marah-marah. Sabar dong, begitu katanya. Sabar dong dengkulmu kuwi, begitu kata papi dalam hati saja agar kalian yang masih kanak-kanak tidak perlu mendengar kata-kata kasar itu.

Oh.
Karena hal-hal tersebut di atas itulah oh anak-anakku, papimu memutuskan untuk pulang ke kampung halaman pada usia muda dan membangun usaha sendiri di sana.
Sehingga kalian tidak tumbuh menjadi generasi yang semau gue dan ber-upil gede.
Sehingga kalian tidak perlu menghabiskan umur kalian di jalanan yang macet itu.
Sehingga kalian tidak teracuni oleh kota ini.
Oh cukup papi saja oh anakku!

Ya sudah ah, segini dulu ya surat yang ga jelas juntrungannya ini. Karena besok pagi papi harus kembali bekerja jam 8 pagi (itu maksudnya berangkat dari kos jam segitu karena papi suka telat akibat malemnya chatting sama mami kalian). Kapan-kapan kalo niat papi tulis surat lagi deh.
Atas perhatiannya papi ucapkan terimakasih.

       Mengetahui,


           Papi
(atas nama mami juga)

3 komentar:

  1. "Tetapi percayalah anakku, dengan usaha dan kerja keras dan doa dan keberuntungan dan kelicikan dan penipuan dan lain-lain, niscaya kesuksesan bukan impian belaka."

    I like this part :D

    BalasHapus
  2. aku yo seneng bagian kui....jossss....

    BalasHapus
  3. ini pasti yg jadi anaknya si MARIO si @frix_chan

    BalasHapus